Kamis, 08 April 2010

History of Halloween

. Kata ini banyak tertulis disejumlah tempat hiburan, mainan dan pusat keramaian menjelang perayaannya pada 31 Oktober nanti. Tampaknya ajang seram-seraman yang dirayakan tiap tahun ini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi mereka. Hampir seluruh dunia dipastikan berada dalam acara topeng dan kostum-kostum yang menyeramkan itu.
Pesta Halloween yang banyak melibatkan generasi muda tersebut juga telah lama masuk ke Indonesia. Bahkan saat ini sejumlah kafe dan tempat hiburan di Indonesia jauh-jauh hari telah membuat agenda acara dengan biaya besar yang siap ditawarkan bagi para penikmatnya.
Kafe- kafe dan tempat hiburan yang jadi ajang pesta Hallowen nanti akan disulap menjadi tempat angker. Suasana tersebut akan semakin meyeramkan lagi dengan mengalunnya suara berbagai macam hantu dari musik yang diputar. Tiba-tiba saja suara anjing hutan melolong panjang dan Vampire yang senang mengisap darah bermunculan disana. Namun pengunjung tetap saja senang menikmatinya. Lalu kenapa hal tersebut menjadi sutu rutinitas ?
Disamping sebagai acara rutinitas yang dirayakan tiap tahun, pesta Halloween juga dimanfaatkan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Petani buah apel, labu dan kacang- kacangan menambah pasokan mereka. Perusahan permen terpaksa menambah jam lembur bagi karyawan mereka untuk memenuhi keinginan pasar menjelang hari Hallowen nanti.. Juga kostum-kostum dan topeng-topeng bisa terjual dengan cepat
“ Disini kami akan menjual souvenir seperti lampu, kostum dan aksesoris pendukungnya,” kata salah seorang pengurus kafe yang tak mau disebutkan namanya.
Lalu apakah Halloween itu ?. Masyarakat umum menyebutnya sebagai perayaan bangkit dan berkumpulnya hantu-hantu atau “pesta hantu.” Namun anehnya banyak anak-anak yang menyukai hal tersebut sambil berjalan-jalan dari satu rumah kerumah untuk mendapatkan permen atau buah apel pada tengah malam.
Banyak yang nggak tahu kalau Halloween itu sendiri berfokus pada darah, sex, kematian kengerian dan ilmu hitam. Kostum-kostum pendukung menyerupai vampire, penyihir, serta setan dan hantu lainnya menggambarkan karakter masing-masing. Jadi jelas pesta Halloween itu sendiri sesuatu kengeerian daan tak layak dirayakan manusia apalagi orang Kristen yang bertentangan dengan Firman Allah.

Sejarah Halloween
Pada tahun 835 Masehi, Paus Grigorius menetapkan 1 November sebagai hari semua orang suci atau All Hallow’s Day ( Hallow = orang-orang suci). Jadi malam sebelum tanggal 31 Oktober dikenal sebagai All Hallow’s Evening ( malamnya semua orang suci). Dan lama kelamaan hingga sekarang ini dikenal dengan nama Halloween.
Jauh sebelum gereja memberi nama ini bagi malam sebelum hari semua orang suci (suatu perayaan sebagai peringatan kepada orang-orang suci yang mati sebagai martir), hal itu dirayakan dalam berbagai cara dibanyak tempat di seluruh dunia.
Di dalam sejarah gereja bangsa Druid, Halloween mengambil tempat sebagai hari perayaan istimewa bagi nenek moyang mereka yang tergolong sebagai pendeta dari sekte keagamaan Celtik ( dari kata “Celts” ).
Kaum Celts adalah bangsa Arya yang pertama datang dari daratan Asia untuk bermukim dikawasan Eropa. Faktanya, bisa dilihat secara pasti adanya kesamaan diantara Druidisme dan agama lain di India. Sekte keagamaan Celtik yang dipimpin Druids (kaum Piet) menghadirkan keyakinan terhadap bermacam-macam dewa alam dan beberapa upacara serta praktek-prakteknya.
Kepulauan Celts dan rakyat India juga menunjukkan adanya persamaan warisan budaya sebagai contoh dewa India yang disebut Siwa Pasupati (Dewa Binatang ) dan Savitri/Belenus (Dewa Matahari). Dewa –dewa ini menyerupai Celtik Cernunos, sebangsa dewa bertanduk.
Kaum Celts menyembah dewa matahari khususnya pada tanggal 1 Mei, disebut dengan Baltone. Penyembahaan juga dilakukan pada Dewa Maut atau Dewa Kematian pada tanggal 31 Oktober, disebut dengan Samhain. Baltone (nyala api) dilaksanakan pada festival musim panas, sedangkan Samhain dilaksanakan pada festival musim dingin. Kedua festival tersebut menggunakan manusia sebagi korbannya.
Kaum Celt dan pendeta Druid memulai tahun baru mereka pada 1 November, yang menandai awal musim dingin mereka meyakini bahwa tanggal 31 Okttober, pada malam sebelum tahun baru sekaligus merupakan hari terakhir tahun lama mereka, Dewa kematian berkumpul bersama arwah-arwah jahat dimana mereka telah dikutuk untuk memasuki tubuh binatang. Sementara arwah yang baik mengalami reinkarnasi sebagai manusia. Sehingga tanggal 1 November (dalam suatu keagamawian), disebut juga sebagai hari arwah orang mati.

Hari libur nasional dan penipuan
Tahun 835, Paus Gregorius IV mengganti pesta perjamuan semua orang suci ke tanggal 1 November dan memperpanjang hari itu dengan memasukkan semua orang suci. Jadi tanggal 1 November merupakan hari semua orang suci (hari sesudah Halloween), dan tanggal 2 November menjadi hari arwah-arwah orang mati. Pada hari itu, diantara kita juga masih ada yang pergi kemakam atau kesuatu keagamawian untuk berdoa bagi kerabat dan saudara mereka.
Selanjutnya para penganut Celtik percaya bahwa pada malam tahun baru mereka (sekarang disebut Halloween) para hantu, roh jahat, tukang sihir, gobins (roh pengacau), kucing hitam, peri dan mahluk-mahluk halus banyak berkeliaran dimana-mana.
Di Irlandia sendiri, Halloween ini adalah ahri libur bagi mereka. Dan Irlandia adalah satu-satunya tempat didunia, dimana Halloween diakui sebagai hari libur nasional. Sedangkan di Amerika sendiri, meningkatnya popularitas Halloween bertepatan dengan kebangkitan para paranormal yang dimulai pada tahun 1948.
Seperti yang ditulis diatas, Halloween merupakan suatu malam dimana roh-roh pembuat kekacauan dan roh-roh jahat bisa menipu orang yang masih hidup. Begitu juga “bersembunyi”dari mereka dengan memakai kostum-kostum dan topeng itu menurut mereka menguntungkan.
Topeng dan kostum dipakai untuk menakut-nakuti roh-roh jahat atau menghindari supaya janagn sampai dikenali oleh mereka. Di Irlandia khususnya, orang berfikir bahwa hantu-hantu dan roh- roh gentayangan setelah gelap di hari Halloween.
Mereka menggunakan lampu atau lilin atau nyala api untuk mengusir mahluk supranatural tersebut. Bila ingin keluar, mereka juga memakai kostum dan topeng untuk tidak dapat dikenali atau sekaligus menakut-nakuti mahluk pengganggu itu.
Topeng-topeng Halloween dan kostumnya bisa juga dihubungkan dengan usaha seorang tamu dalam festival penyembahan berhala atau seperti shamamisme tradisional dan bentuk-bentuk animisme lainnya, dalam mengubah kepribadian pemakai untuk membuka jalan bagi komunikasi dengan dunia roh. Disinilah mereka percaya kalau kostum dapat dipakai untuk mengusir roh jahat.
Halloween juga melibatkan buah-buahan, yaitu apel, labu dan kacang-kacangan. Tiga buaha-abuahna suci orang Celt adalah biji pepohonan, apel, dan kacang-kacangan. Buah-buahan dan kacang-kacangan dapat juga dihubungkan dengan perjamuan panen orang Roma di pomona. Menikmati apel merupakan salah satu unsur untuk meramal jodoh.
Apa yang terlihat ini merupakan kegiatan ritual yang dilakukan oleh para penyihir Druid di Amerika Utara dan Eropah. Ini bukan merupakan suatu kepura-puraan atau sekedar akting, ini benar-benar nyata. Sebagian besar dari kostum Halloween mengingatkan kita pada hal-hal takhyul yang berkaitan dengan masyarakat Druid dalam menyambut tahun baru.
Masyarakat Druid dipengaruhi oleh pemimpin aliran, penyihir dan juga kepercayaan yang ada di Amerika Utara dan Eropah. Kepercayaan ini mengutamakan budaya ilmu gaib selama kurang lebih 2000 tahun lalu sampai masuknya agama Kristen.
Halloween sering dikacaukan dengan hari-hari perayaan agama Kristen lainnya karena hari tersebut berkaitan dengan hari orang-orang suci dari agama Kristen atau bahkan dengan hari arwah-arwah orang mati.
Kebiasaan atau tradisi yang dipakai oleh orang-orang zaman dahulu dalam menghormati arwah orang suci dan mengusir roh jahat ternyata sampai sekarang menjadi sutu rutinitas. Termasuk dalam manusia modern.
Banyak yang mencampurkan Halloween tersebut dalam keberuntungan dan keagamawian juga. Bahkan tidak disadari bahwa sebenarnya ketika mereka merayakan Halloween tersebut, sebenarnya mereka telah terjebak dan masuk dalam penyembahan setan.
Gereja, salah satu lembaga kerohanian dan rumah Tuhan bertanggung jawab dalam hal tersebut. Gereja juga harus paham dan mengerti dampak dari perayaan Halloween. Sehingga Gereja mampu menerangi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar