Senin, 12 April 2010


Jatuh cinta sungguh menguras energi. Dibandingkan pria yang tengah dimabuk asmara, wanita cenderung menguras energi lebih banyak.

Ahli biologi di Universitas Nasional Columbia memperkirakan, kaum hawa yang sedang jatuh cinta atau bermain mata dengan lawan jenis menghabiskan energi dua kali lipat daripada pria.

Temuan berasal dari studi terhadap ribuan pria dan wanita berusia 18-50 tahun dari 16 negara. Sebagian besar pria dan wanita ini mengawali hubungan asmara dengan lawan jenis melalui kencan online yang menggunakan fasilitas webcam.

Peneliti membandingkan banyaknya wanita yang menghabiskan energi untuk mempersiapkan diri menjelang bertemu pujaan hatinya, seperti menata rambut, memilih busana, merias wajah, olahraga, serta trik mempercantik diri lainnya.

Hasilnya menunjukkan, wanita mempersiapkan diri dan menghabiskan 100 kilokalori per menit untuk merawat diri dibandingkan pria yang hanya menghabiskan 60 kilokalori.

Jumlah energi yang dihabiskan saat kencan juga cenderung lebih besar pada wanita. Pada kencan pertama, seorang wanita menghabiskan 10 kilokalori per menit dibandingkan dua kilokalori yang dikeluarkan laki-laki.

Kendati begitu, pria menghabiskan energi lebih besar untuk menarik wanita pujaan hatinya. Mereka menghabiskan sekitar 90 kilokalori sementara wanita hanya membutuhkan 30 kilokalori.

Kanker Serviks Renggut 20 Remaja per Hari


Remaja wanita memiliki risiko terkena kanker serviks akibat penularan Human Papilloma Virus (HPV). Tiga dari empat kasus infeksi baru HPV terjadi pada wanita usia 15 hingga 25 tahun.

Jumlah penderita kanker serviks yang meninggal di dunia sebanyak 600 orang per hari. Di Indonesia, 20 perempuan meninggal tiap hari karena kanker ini. Sementara di seluruh dunia diperkirakan 630 juta wanita mengidap kanker serviks.

Di usia 20-an, tubuh perempuan sangat rentan terhadap HPV dan tubuh tidak mungkin membersihkan virus. "Sehingga kanker kemungkinan akan berkembang di kemudian hari," ucap dr Melissa Luwia dari Yayasan Kanker Indonesia dalam diskusi kampanye dan upaya penanganan kanker serviks di Hotel Lumire Jakarta, Senin, 12 April 2010.

Penelitian mengungkap, penularan HPV terjadi dalam dua-tiga tahun pertama setelah aktif secara seksual. Temuan dari kasus yang ada, sekitar 50 persen wanita yang menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun.

Namun, akibat infeksi yang terjadi saat usia muda. Penularan HPV tidak hanya melalui hubungan seksual namun segala kegiatan yang memungkinkan adanya kontak kelamin.

Kanker serviks disebabkan HPV tipe risiko tinggi di leher rahim yang menghubungkan alat kelamin dan rahim. Jika tidak segera dideteksi pada tahap awal, sel akan berkembang menjadi prakanker dan kanker. Sementara, HPV tipe risiko rendah biasanya mengakibatkan kutil kelamin (genital warts) yang tumbuh di area kelamin.

Bagi orangtua dengan anak remaja putri, sebaiknya memperhatikan pencegahan kanker serviks sejak dini. Dokter Melissa mengatakan pencegahannya antara lain melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kesehatan alat kelamin dan pemberian vaksin.